Penyakit katup jantung adalah semua penyakit yang
melibatkan satu atau lebih dari satu jenis katup yang ada di jantung (katup aorta
dan mitral di jantung kiri, dan katup pulmonal serta tricuspid
di jantung kanan). Penyakit katup jantung biasanya merupakan penyakit kongenital
(dibawa sejak lahir) atau didapat (karena beberapa sebab yang terjadi
setelah kelahiran). Penatalaksanaan penyakit katup jantung dapat berupa
pengobatan secara medis, tapi bila sudah semakin parah maka harus dilakukan
operasi, berupa perbaikan atau penggantian katup (repair atau replacement).
Katup
pulmonal adalah katup semilunar yang berada diantara ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis. Katup ini memiliki 3 daun
katup/cuspis. Sama dengan katup Aorta, katup pulmonal juga terbuka saat sistol
ventrikel, ketika tekanan di ventrikel kanan meningkat di atas tekanan di
arteri pulmonalis.
Pada akhir dari
sistol ventrikel, ketika tekanan di ventrikel kanan menurun secara cepat,
tekanan di arteri pulmonalis akan menutup katup pulmonal dan mencegah darah
yang sudah masuk ke arteri pulmonalis untuk kembali ke ventrikel kanan.
Menutupnnya katup pulmonal ini menimbulkan suara jantung kedua (S2).
(Gambar Irisan Jantung dan Aliran Darah)
(Gambar Katub Pulmonal)
Stenosis pulmonal adalah obstruksi aliran keluar dari
ventrikel kanan pada tingkat katup pulmonal sekunder dari morfologi katup yang
abnormal. Stenosis katup pulmonal terjadi kira-kira 7-12% dari semua CHD dan
bertanggungjawab 80-90% dari semua lesi yang menyebabkan obstruksi aliran
keluar dari ventrikel kanan.
Stenosis pulmonalis dapat disebabkan oleh kelainan kongenital
maupun didapat. Kelainan didapat diantaranya disebabkan oleh reumatik jantung,
tuberculosis, malignant circinoid tumor endocarditis, miksoma dan sarcoma.
Kelainan sejak lahir merupakan kelainan yang paling banyak pada stenosis
pulmonal.
Obstruksi kongenital dapat terjadi
pada katup pulmonal, dibawah katup pulmonal atau diatas katup pulmonal. Dibawah
katup pulmonal, obstruksi dapat terjadi di infundibulum maupun di
subinfundibulum.
PATOFISIOLOGI
Tahanan yang tinggi pada katup akan menyebabkan peningkatan
tekanan gradient antara ventrikel kanan dan sirkulasi pulmonal dan dapat menyebabkan
gagal jantung kanan. Stenosis pulmonal dianggap ringan jika puncak gradian katup
lebih 30 mmHg, sedang jika gradient 30-50 mmHg, dan berat jika gradien lebih
dari 50 mmHg.
MANIFESTASI KLINIS
Efek dari stenosis pulmonal tergantung besarnya obstruksi,
hubungannya dengan fungsi ventrikel kanan, dan ada tidaknya hubungan lesi yang
lain. Pada pasien dengan stenosis pulmonal ringan sampai sedang
biasanya tidak mempunyai keluhan, pasien ditemukan karena ada bising sistolik
pada pemeriksaan fisis biasa. Bahkan pasien dengan stenosis pulmonal beratpun
kadang tanpa keluhan. Kalau ada keluhan biasanya berupa dyspnoe d’effort, rasa
lelah yang berlebihan. Kedua keluhan ini sehubungan dengan isi sekuncup yang
tidak adekuat pada saat olahraga. Tak ada keluhan ortopnea karena tekanan vena pulmonal normal pada
stenosis pulmonal..
Gagal jantung kanan bisa terjadi pada stenosis pulmonal
berat. Sinkop bisa terjadi akan tetapi kematian mendadak (seperti pada stenosis
aorta) tidak terjadi. Gejala gagal jantung kanan (edema,
sianosis atau penyakit kuning, dsb), sianosis pada pasien
dengan shunt kanan ke kiri (berkaitan dengan ASD atau patent foramen ovale) dan
juga mungkin terdapat retardasi pertumbuhan pada anak.
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN FISIS
Tanda fisik termasuk wajah tampak bulat, merupakan
karakteristik wajah pada sindrom noonan dan sindrom William. Pada auskultasi
terdapat klik ejeksi pulmonal pada pasien dengan stenosis katup pulmonal danbising sistol ejeksi biasanya teerdengar di ICS 2 sampai 4.
Pada stenosis pulmonal ringan terdengar bunyi jantung kedua
(A2 dan P2) pecah dengan baik dan luas, tetapi pada stenosis pulmonal berat P2
lambat dan lemah dan mungkin tidak terdengar.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dengan pemeriksaan
elektrokardiogram, stenosis pulmonal yang ringan biasanya normal, sedang pada
yang berat terdapat gambaran hipertropi atrium dan ventrikel kanan. Beratnya
stenosis pulmonal berhubungan dengan rasio antara gelombang R/S di V1. Makin
berat kelainan makin tinggi R di V1. Ada deviasi axis jantung ke kanan pada
rekaman elektrokardiografi. Pemeriksaan radiologis thorax
menunjukkan gambaran jantung dan paru-paru normal jika stenosis mild dan
moderat.
Pada stenosis pulmonal berat tampak arteri pulmonalis dilatasi post
stenosis. Gambaran pembesaran ventrikel dan atrium kanan tampak pada stenosis
pulmonal berat. Pemeriksaan ekokardiografi pada
stenosis pulmonal berat menunjukkan adanya hipertropi ventrikel kanan, pada
pemeriksaan langsung di katup pulmonal terlihat kenaikan gelombang katup
atrial. Pemeriksaan
Transthoracal Echocardiographi (TTE) umumnya defenitif, tetapi beberapa pasien
Transesophageal Echocardiographi (TEE) lebih baik menilai anatomi dari RVOT.
Sering tampak dilatasi pulmonal poststenosis tetapi tidak ada hubungan
dengan beratnya stenosis. Ukuran annulus katup adalah normal.
Pemeriksaan kateterisasi jantung
jarang diperlukan untuk mendiagnosis. Kateterisasi menilai tekanan gradient
melalui stenosis katup pulmonal dan selektif angiografi pulmonal menentukan
lokasi, luas dan distribusi lesi pada stenosis arteri pulmonal perifer. Ukuran lubang katup pulmonal yang mengalami
stenosis dapat dapat ditentukan dengan kateterisasi jantung sekalian mengukur
perbedaan tekanan katup pulmonal saat sistolik dan isi semenit. Tak ada shunt
dari kiri ke kanan, sedangkan dari kanan ke kiri kadang ada walaupun hanya
kecil pada pasien dengan defek septum atrial atau patent foramen ovale. Angiografi ventrikel kanan
membantu menilai fungsi kontraksi, adanya obstruksi infundibulum, dan
pergerakan katup pulmonal. Angiografi arteri pulmonal dapat menilai derajat
regurgitasi pulmonal dan lesi stenosis arteri pulmonal utama, cabang atau
perifer.
PENGOBATAN
Tidak ada terapi spesifik pada
pasien dengan stenosis pulmonal. Jika terjadi gagal jantung kanan, diobati
dengan pemberian diuretik. Ada sedikit data yang mendukung keberhasilan
pemberian digoxin pada keadaan ini. Pasien dengan aritmia atrial, sering
memerlukan terapi antiaritmia, ablasi atau keduanya. Pengobatan pada stenosis
pulmonal berat adalah dengan valvuloplasti balon percutaneus atau dengan
intervensi pembedahan.
.
Terimakasih pak dokter infonya
BalasHapus